Penjual batagor somay Bandung
Pagi hari pak Sahrul sudah mempersiapkan dagangannya ia berjualan batagor somay Bandung, kegiatan tersebut sudah menjadi rutinitasnya setiap hari. Ia biasa berjualan berkeliling kampung ataupun berhenti disekolah-sekolah, semua itu ia lakukan untuk menghidupi keluarganya.
Pak Sahrul tinggal bersama istri dan satu anak laki-lakinya yang bernama Iwan, anak pak Sahrul masih duduk di bangku sekolah kelas 1 SMP dan istri nya Ibu Ina berjualan pecel sayur berkeliling kampung.
"Bu..Bu..., Bapak sudah mau berangkat berjualan ya Bu!" Kata Pak Sahrul memanggil istrinya
"Oh..iya Pak..Ibu juga sudah siap mau berangkat jualan" jawab Ibu Ina pada suaminya
"Iya sudah ayo Bu..kita berangkat sekarang takut kesiangan, jangan lupa kunci rumah Ibu simpan diatas pintu nanti Iwan pulang sekolah dia bisa masuk kerumah tidak menunggu kita pulang kasian Iwan lelah pulang sekolah" kata Pak Sahrul
"Iya Pak sudah Ibu simpan Kuncinya diatas pintu, Ibu juga sudah memasak makanan untuk Iwan makan siang" kata Ibu Ina
Kemudian Pak Sahrul dan Ibu Ina pun berangkat berjualan bersama, mereka lalu terpisah saat melewati perempatan jalan kampung karena Pak Sahrul akan berjuang disekolahan dan Ibu Ina kembali berkeliling kampung.
"Bu..kita berpisah disini ya, Bapak mau berjualan di sekolahan. Ibu hati-hati dijalan ya" kata Pak Sahrul pada istrinya
"Iya Pak, Bapak juga hati-hati dijalan ya" jawab Ibu Ina
Matahari sangat terik menandakan siang hari, Iwan sudah pulang dari sekolah. Setibanya di rumah Iwan sudah tahu kalau kedua orang tua nya sudah berangkat berjualan karena rumahnya terlihat sepi.
Iwan pun mengambil kunci yang tersimpan di atas pintu kemudian ia masuk kedalam rumahnya.
"Assalamualaikum" ucap Iwan
"Aduhhh...lelah nya, aku akan segera mandi lalu makan siang kemudian istirahat" kata Iwan sambil menghela nafas kelelahan
Setelah Iwan selesai membersihkan diri dan menjalankan ibadah shalat Zhuhur ia pun segera makan siang.
"Wahhhh...Ibu tahu saja makanan kesukaanku telur balado dan sayur bayam" kata Iwan kesenangan
Iwan pun memakan masakan buatan Ibunya dengan lahap.
Setelah selesai makan siang Iwan lalu pergi beristirahat untuk tidur, karena disekolahan nya tadi banyak sekali kegiatan untuk persiapan kenaikan kelas.
Matahari sudah terbenam menandakan hari sudah sore, Ibu Ina sudah terlebih dulu pulang kerumahnya.
Sedangkan Pak Sahrul belum pulang karena masih berjualan.
"Assalamualaikum" ucap Ibu Ina
"Waalaikumsalam Bu" jawab Iwan
"Iwan kamu sudah makan nak?" tanya Ibu Ina pada anaknya
"Iya sudah Bu, Ibu kelihatan lelah sekali. Ibu bersihkan diri dulu ya lalu Ibu makan" kata Iwan
"Iya nak..Ibu bersih-bersih dulu ya nanti kita makan malam bersama Bapak mu" kata Ibu Ina
" Iya Bu, oya Bu..Bapak belum pulang juga ya!" tanya Iwan
"Belum nak, paling sebentar lagi Bapak mu pulang" jawab Ibu Ina
Beberapa saat kemudian Pak Sahrul pun pulang kerumahnya.
"Assalamualaikum" ucap Pak Sahrul
"Waalaikumsalam" jawab Ibu Ina dan Iwan
"Bapak sudah pulang Pak" kata Iwan
"Iya nak, Bapak bersih-bersih dulu ya" kata Pak Sahrul
Setelah Pak Sahrul bersih-bersih diri ia bersama istri dan anaknya kemudian makan malam bersama.
"Iwan bagaimana tadi sekolah mu?" tanya Pak Sahrul
"Alhamdulillah lancar-lancar saja Pak" jawab Iwan
"Syukur lah kalau sekolah mu lancar ya nak" kata Pak Sahrul
" Pak..Bu..Iwan boleh tidak minta dibelikan sepatu baru" kata Iwan merengek
"Sepatu mu memangnya kenapa nak?" tanya Bu Ina
"Sudah rusak Bu, ada lubang dibawahnya" kata Iwan
"Iya sudah nanti akan bapak beri uangnya ya nak, kamu beli kepasar bersama Ibu mu!" Kata Pak Sahrul
"Benar Pak..aku membeli sepatu baru?..yeahhhh... Alhamdulillah" kata Iwan kesenangan
"Iya nak kita nanti pergi kepasar ya membeli sepatu baru untuk mu" kata Ibu Ina sambil tersenyum
"Iya..Pak...Bu...terimakasih ya" kata Iwan terharu
"Iya nak sama-sama..yang penting kamu harus semangat sekolah nya dan rajin belajar ya" kata Pak Sahrul
"Iya pak" jawab Iwan
Mereka pun telah selesai makan malam dan lalu mereka segera beristirahat. Iwan sudah masuk ke dalam kamarnya, sedangkan Ibu Ina dan Pak Sahrul belum bisa tertidur mereka masih saja berbincang-bincang.
"Pak, hari ini jualan pecel sayur Ibu sepi Pak!" kata Ibu Ina merasa sedih
"Iya tidak apa-apa Bu, kita harus mensyukuri apa yang kita dapat hari ini" kata Pak Sahrul menenangkan Ibu Ina
"Kalau Bapak sendiri bagaimana,Apakah laris Pak jualan batagor somay Bandung nya hari ini?" tanya Ibu Ina
"Alhamdulillah Bu lumayan lah, karena tadi Bapak datang ke dua sekolahan" ucap Pak Sahrul
"Alhamdulillah ya pak" jawab Ibu Ina
"Oya pak, Iwan anak kita benar-benar mengerti keadaan kita ya pak, ia baru berani meminta sepatu baru selama ini sepatunya sudah rusak dan berlubang!" kata Ibu Ina
"Iya Bu, kasian sebenarnya anak kita itu, tetapi ia juga sudah bisa mengerti keadaan orang tua nya" kata Pak Sahrul sedih
"Iya sudah Pak ayo kita tidur hari sudah malam juga, Bapak harus istirahat besok kan Bapak akan berbelanja bahan-bahan untuk membuat batagor somay Bandung. Ibu juga besok akan pergi kepasar untuk mengantarkan Iwan membeli sepatu baru" kata Ibu Ina
Keesokan hari nya di hari Sabtu yang cerah, Ibu Ina dan Iwan pergi ke pasar untuk membeli sepatu baru Iwan.
"Bu..Ibu..aku sangat bersyukur sekali mempunyai Ibu dan Bapak yang sangat menyayangi ku" kata Iwan terharu
"Iya nak..Ibu dan Bapak selalu berdoa yang terbaik buat kamu" kata Ibu tersenyum
Setelah membeli sepatu baru untuk Iwan, Ibu dan Iwan pulang kerumahnya. Ibu juga tidak lupa membelikan buah pepaya untuk Bapak Karena buah pepaya kesukaannya Pak Sahrul.
Hari Sabtu Pak Sahrul libur tidak berjualan ia ingin beristirahat sehari saja sekaligus untuk berbelanja bahan-bahan pembuatan batagor somay Bandung yang telah habis.
"Assalamualaikum" ucap Ibu Ina dan Iwan
"Waalaikumsalam" jawab Pak Sahrul
"Kalian sudah pulang, bagaimana Iwan sudah dapat sepatu barunya?" tanya Pak Sahrul
"Iya sudah nih Pak, aku sangat suka sekali dengan sepatu nya nyaman dipakainya juga" kata Iwan kesenangan
"Iya sudah nak kalau kamu suka dengan sepatu nya itu Alhamdulillah, yang penting kamu harus selalu bersyukur ya apapun yang kamu punya" kata Pak Sahrul
"Iya Pak, Oya ya Pak tadi Ibu membelikan Bapak buah pepaya loh" kata Iwan
"Benarkah Bu? iya sudah Bu segera kupas dan potong-potong ya pepayanya untuk Bapak!" kata Pak Sahrul
"Iya pak, tunggu ya Ibu akan siapkan buah pepayanya. Lihatlah pak buah nya sangat matang sekali pasti rasanya manis ya" kata Ibu Ina
Ibu Ina lalu membawa buah pepaya itu kedapur dan segera menyiapkannya. Setelah siap buah nya Ibu Ina membawa nya ke ruang tengah untuk di makan bersama-sama sambil berbincang-bincang.
"Bu, Bapak makan iya buah pepaya nya..hemmmmmm sangat manis sekali Bu" kata Pak Sahrul
"Iya benar Bu manis sekali buah pepaya ini aku jadi suka buah pepaya sekarang..hehehehe.." kata Iwan sambil tertawa
"Alhamdulillah kalau bapak dan Iwan suka buah nya, karena buah juga untuk kesehatan tubuh selain kita berolahraga" kata Bu Ina
"Iya benar itu Bu, karena nikmat yang sangat luar biasa itu adalah nikmat sehat" kata Pak Sahrul
"Iya..iya..Bapak benar..hehehehe" kata Iwan sambil tertawa
"Kamu harus tumbuh sehat ya nak biar bisa bantu Ibu dan Bapak" kata Pak Sahrul
"Ok siap dong Pak.." kata Iwan tersenyum
"Gitu dong itu namanya anak Bapak dan Ibu" kata Pak Sahrul tersenyum
" Aku bangga sama Ibu dan Bapak yang selalu berjuang untuk aku, kalian tidak pernah lelah berjualan dan selalu semangat" kata Iwan terharu
" Iya nak, Ibu dan Bapak lakukan ini untuk kamu" kata Ibu Ina
"Iya Bu, aku akan belajar yang rajin supaya besar nanti jadi orang yang sukses dan bisa membanggakan Ibu dan Bapak" kata Iwan
"Aminnn...iya nak" ucap Bu Ina dan Pak Sahrul
" Kita memang bukan orang kaya, maka itu kita tidak boleh merasa berbeda dengan mereka karena dimata Allah SWT kita itu sama saja, dan yang hanya membedakan itu iman dan ketaqwaan nya" kata Pak Sahrul
"Benar itu nak, kamu juga jangan pernah meninggalkan shalat 5 waktu ya" kata Bu Ina
"Iya Pak...Bu, Iwan mengerti" jawab Iwan
"Oya nak, kamu juga harus berlatih menabung ya jadi kamu tidak boros loh!" Kata Bu Ina
"Iya Bu..ok deh" jawab Iwan
Mereka pun memakan buah pepaya nya sambil berbincang-bincang dan mereka menjalani kehidupan dengan rasa syukur dengan apa yang sudah Allah SWT berikan kepada keluarga mereka.
Keluarga Pak Sahrul selalu sabar tidak pernah mereka mengeluh, serta mereka mengajarkan pada anaknya rasa syukur dengan apa yang mereka dapatkan.
Komentar
Posting Komentar